PELATIHAN PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DAN PRODUK HASIL BELAJAR SISWA SMPN KOTA PALU MELALUI PEMBELAJARAN BERPOLA LESSON STUDY (LS) DENGAN METODE STEM
Kata Kunci:
lesson study, STEM, SMP Kota PaluAbstrak
Peningkatan kualitas pembelajaran berdampak positif pada kualitas hasil belajar siswa. Karena itu, pemerintah senantiasa membuat program pelatihan kepada guru agar proses pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan berkualitas. Demikian juga pelatihan peningkatan profesionalisme guru. Hasil penelitian menginformasikan bahwa kualitas guru dalam melaksanakan pembelajaran, maka siswanya akan berkualitas (Arif Hidayat,2021). Salah satu pola pembelajaran yang dilakukan oleh Negara maju seperti Jepang untuk meningkatkan kualitas pembelajaran adalah Lesson Study (LS). Semua tenaga pendidik (di sekolah dan di perguruan tinggi) melaksanakan pembelajaran berpola LS. Di Indonesia pelaksanaan LS tidak merata di semua propinsi/kabupaten. Umumnya pelaksanaan LS di terapkan Di Wilayah Barat seperti di Pulau Jawa dan Sumatra, tetapi masih asing pelaksanaannya di Wilayah Timur, termasuk di Sulawesi. Dengan demikian, kualitas hasil belajar siswa di Wilayah Timur lebih rendah dibandingkan di Wilayah Barat (jawa dan Sumatra). Berdasarkan hal tersebut, maka perlu ditingkatkan kualitas professional guru dan kualitas pembelajaran yang dilakukan. Karena itu, perlu diberikan pelatihan peningkatan kualitas pembelajaran berpola Lesson Study (LS) kepada guru. Berdasarkan hal tersebut kami memberikan pelatihan kepada guru SDN gugus 6 di Wilayah Palu Timur. Tahap pelaksanaannya di mulai dengan sosialisasi tentang hasilt pelaksanaan LS kepada pendidik (guru) dan hasil belajar siswa, teknik pelaksaaan LS di mulai pada Plan, do, dan See serta Redesign. Selanjutnya diberikan pendampingan untuk tahap pelaksaan LS tersebut. Guru di SDN gugus 6 wilayah Palu Timur didampingi membuat perangkat pembelajaran (plan) secara berkolaboratif dari teman sejawat yang serumpung, melaksanakan buka kelas (do) yang diobservasi oleh observer dari teman sejawat, kepala sekolah, dan tim pengabdi, pada akhir kegiatan bersama-sama melakukan see (refleksi) dengan susunan timnya terdiri dari pimpinan refleksi, moderator, sekretaris, dan teman sejawat lain sebagai observer. Kegiatan refleksi dibuka oleh pimpinan sidang. Tahap pertama guru model merefleksi keberhasilan pembelajaran yang dilakukan. Tahap kedua pimpinan mempersilahkan tim observer mengungkapkan temuannya terhadap keaktifan siswa melaksanakan pembelajaran, apa sebab kejadiannya, dan apa solusinya. Tim observer mengungkapkan temuannya secara bijak sehingga guru model merasa senang. Moderator memotivasi dan membangkitkan keingintahuan semuan tim refleksi sehingga diskusinya aktif dan hidup. Ahir refleksi sekretaris membacakan masukan/temuan yang diungkapkan oleh tim, tidak membuat kesimpulan. Pelaksanaan kegiatan yang dimulai dari sosialisasi dan pendampingan guru guru di SDN gugus 6 Wilayah Palu Timur mengungkapkan antusiasnya untuk melaksanakan LS. Merekan menyadari perlunya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Namun dalam pelaksanaan LS antusias mereka hanya terpenuhi sekitar 54%. Alasannya melaksanakan tugas lain yang dibebankan kepada mereka. Malakukan pertemuan dengan Dinas Pendidikan Kota Palu, tujuanya untuk sosialisasi aturan tes menjadi kepala sekolah. Hal ini menjadi kendala pelaksanaan pengabdian sampai ahir pelaksanaan