Perubahan Kawasan Hutan Produksi Berbasis Sistem Informasi Geografis (Kasus Kecamatan Dampelas Tahun 2002-2016)

Authors

  • Moh Arsyad SMA Negeri 1 Dampelas
  • Iwan Alim Saputra Universitas Tadulako
  • Ida Arianingsih Universitas Tadulako

Keywords:

Penginderaan Jauh, Sistem Informasi Geografis, Tutupan Lahan, Hutan Produksi

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengidentifikasi sebaran perubahan kawasan hutan produksi di Kecamatan Dampelas. (2) untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kawasan hutan produksi Kecamatan Dampelas dalam kurun waktu 15 tahun terakhir. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kuantitatif, yang digunakan untuk menganalisis perubahan kawasan hutan produksi tahun 2002-2016 dengan membandingkan klasifikasi tutupan lahan. Persentase perubahan kawasan hutan produksi yang telah didapat didukung dengan data wawancara responden. Hasil penelitian menunjukan bahwa Perubahan Kawasan Hutan Produksi (KHP) yang terjadi di Kecamatan Dampelas terjadi akibat proses deforestasi dan reforestasi. Jenis-jenis tutupan lahan yang mengalami perubahan luas dalam rentang waktu 15 tahun (2002-2016) pada kawasan hutan produksi terbatas (HPT) yaitu hutan lahan kering primer sebesar (83,708%) mengalami deforestasi sebesar (74,141%), hutan lahan kering sekunder (11,863%) bertambah sebesar (14,614%). Peningkatan luasan pada hutan lahan kering sekunder ini diakibatkan reforestasi kawasan perkebunan yang terdapat pada kawasan hutan produksi terbatas pada tahun 2002 seluas perkebunan (2,220%) berubah menjadi hutan lahan sekunder. Semak belukar (0,009%) mengalami peningkatan sebesar (2,341%), pertanian lahan kering campur (0,880%) mengalami peningkatan sebesar (1,594%), selain itu pada tahun 2016 terdapat tutupan lahan baru yaitu tanah terbuka seluas (0,260%). Perubahan yang terdapat pada kawasan hutan produksi tetap (HPP) pada tahun 2002 yaitu perkebunan seluas (7,972%) pada tahun 2016 berubah menjadi hutan lahan kering sekunder karena sudah tidak lagi dimanfaatkan sebagai kawasan perkebunan.

References

Budi, D. T., Arianingsih, I., Saputra, I. A., & Maliki, R. Z. (2022). Identification of mangrove forest changes used Geographic Information System (GIS) in South Banawa District, Donggala Regency. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science, 986(1), 012034. https://doi.org/10.1088/1755-1315/986/1/012034.

Hermawan, I. (2008). Deteksi Perubahan Penutupan Lahan di Taman Nasional Gunung Halimun Salak Menggunakan Citra Landsat Multiwaktu. Skripsi sarjana pada fakultas kehutanan institut pertanian. Bogor.

Iskandar, dkk. (2011). Kebijakan Perubahan Kawasan Hutan. Unpad Press. Bandung

Jaya, I.N.S. (2002). Penginderaan Jauh Satelit Untuk Kehutanan. Laboratorium Inventarisasi Hutan Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.

Kementerian Kehutanan. 2009. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor 50 Tahun 2009 Tentang Penegasan Fungsi dan Status Kawasan Hutan. Jakarta.

Kosasih, D. (2002). Monitoring Perubahan Lahan Menggunakan Citra Satelit Multiwaktu di DAS Citarum Hulu, Jawa Barat. Skripsi Sarjana Pada Fakultas Kehutanan Institut Pertanian. Bogor.

Misrah. (2011). Analisis Citra Landsat Untuk Mengestimasi Potensi Karbon Diatas Permukaan Tanah Di Kawasan Hutan Pendidikan Universitas Tadulako. Skripsi sarjana pada Fakultas Kehutanan Palu: tidak diterbitkan.

Oksana, dkk. (2012). Pengaruh Alih Fungsi Lahan Hutan Menjadi Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Sifat Kimia Tanah. Vol. 3 No. 1, Agustus 2012: 29-34. Jurnal Agroteknologi. Pekanbaru.

Prahasta, E. (2002). Konsep-konsep, Dasar Sistem Informasi Geografis. Informatika. Bandung.

Suryantoro. A . (2013). Penginderaan Jauh Untuk Geografi. Ombak.Yogyakarta.

Yunus. H.S. (2008). Dinamika Wilayah Peri-Urban (Determinan Masa Depan Kota). Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Yunus. H.S. (2010). Metode Penelitian Pengembangan Wilayah Kontemporer. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Published

2025-02-11

How to Cite

Arsyad, M., Saputra, I. A., & Arianingsih, I. (2025). Perubahan Kawasan Hutan Produksi Berbasis Sistem Informasi Geografis (Kasus Kecamatan Dampelas Tahun 2002-2016). Jurnal Gawalise, 2(1), 48-61. Retrieved from https://jurnalfkipuntad.com/index.php/gt/article/view/4232